Dimana ada hujan, di situ banjir
datang. Kata – kata itu seolah – olah telah mendarah daging diberbagai lapisan
masyarakat. Ketika banjir datang, mereka seperti biasa saja dalam
menghadapinya. Kalaupun ada yang menangisi rumahnya karena terendam banjir,
pastilah ia baru pertama kalinya terkena banjir.
Banjir tak lebih dari saluran
pembuangan yang mampet atau sungai yang meluap. Kenapa? Tak perlu ditanyakan
lagi. Sudah pasti karena banyaknya sampah yang menumpuk dan menutupi aliran
sungai. Ketika hujan lebat datang, sungai yang tidak mampu lagi menampung air akan meluap karena
kebanyakan menampung sampah. Ketika banjir mereda, yang tersisa tak lain adalah
sampah.
Sampah? Ya, sampah. Tapi dari manakah
sampah itu? Sebagai contoh, di Jakarta.
Kira – kira seperempat warga Jakarta menetap di pinggiran sungai. Biasanya
tempat tinggal mereka disebut sebagai pemukiman kumuh. Limbah pembuangan mereka
langsung dibuang begitu saja ke sungai. Sampah yang mereka buang kebanyakan
sampah yang susah diuraikan oleh mikroorganisme, seperti sampah plastik, dan
sebagainya. Sehingga dapat membuat saluran sungai tersendat dan bahkan dapat
mengotori air laut.
Mereka membuang sampah ke sungai
seakan – akan sungai adaah tempat sampah yang yang cukup besar dan gratis tanpa
bayar uang kebersihan. Apakah semua banjir di Jakarta adalah ulah mereka? Tentu
saja tidak. Kita juga harus mengintrospeksi diri. Apakah kita sudah membuang
sampah pada tempatnya atau masih membuang sampah sembarangan. Sampah – sampah
yang berada di jalan bisa terbawa arus hujan menuju saluran pembuangan yang
ujung – ujungnya akan mengotori sungai juga.
Jika kita masih berpikir sampah kita
akan dibersihkan oleh petugas kebersihan, apakah kita sudah memberikan balasan
yang layak untuk mereka? Seperti membayar pajak atau memberi hak mereka sebagai
petugas kebersihan yang telah membersihkan sampah – sampah kita di Jakarta,
atau di rumah kita ini, di Indonesia?
Masalah kebersihan sungai dan banjir
dimana – mana adalah kembali dan bertanya kepada diri kita sendiri. Jangan
hanya bisa mengharapkan atau menyalahkan pemerintah atau siapapun. Mulailah
dari diri kita sendiri. Mulailah dari lingkungan sekitar tempat kita berpijak.
by: Izzaty Amalia
25 Januari 2011
No comments:
Post a Comment
Hai _\(^w^) selamat datang di "Earth Notes", catatan dunia tersimpan dalam satu blog. Alias blog gado-gado hehe. Enjoy it :D