2013/04/22

SELAMAT HARI BUMI , 22 April 2013


Selamat hari bumi kawan..

tau lapisan ozon kan? lapisan yang untuk melindungi kita dari bahaya sinar ultraviolet itu sudah menipis loh kawan.



tau gumpalan gunung es besar yang berada di kutub utara? mulai mencair sehingga menambah debit air laut di bumi. bayang kan jika gunung mahameru mencair jadi air.




yang kita bayangkan jika kita membuang sampah sembarangan.. menjatuhkan sampah > hujan > sampah terbawa arus hujan > masuk selokan > kebawa sampai sungai > mampet di sungai > diambil oleh pemulung atau pengeruk khusus untuk sampah sungai






lah iya kalau mampet di sungai. kalau mampet di selokan? banjir deh > rugi material > buka posko yang butuh dana > belum tentu layak > ada nenek yang kedinginan > ....



"kan nanti sampahnya diambil pemulung dan dia bisa untung". iya, kalau dia selamat setelah mengambil resiko itu. kalau niat memberi rezeki, lewat jalur yang aman ya :)



- "aku sih buang sampah kalau ada tumpukan sampah disitu :)".
- wah bagus, di kotak sampahkan?.
- "bukan sih, tapi itu tumpukan sampah yang ada di tanah kok. pasti nanti ada yang ngambil kok"
- siapa?
siapa yang mau ngambil tumpukan sampah yang bukan pada daerahnya? bahkan tukang pembersih sampah pun ga mau. jika terus seperti ini, sampah akan menggunung.
- "ada lah.. pemulung"
- jangan berharap sisa sampah yang di tinggalkan pemulung bisa terurai di tanah. beliau hanya mengambil sampah plastik, bukan sampah kaleng ataupun sampah ciki - cikian kamu yang bisa mencemarkan sumber air tanah.





- "kan ada tuh kata ilmuan bumi kan akan rusak juga dengan sendirinya"
- kamu mau bumi rusak karena tanganmu. atau bumi rusak ketika kamu masih hidup.
   saya sih enggak mau -__-".



- "kan bumi bisa menetralisir dirinya sendiri :)"

jangan tunggu bumi menetralisir dirinya sendiri.


jangan salahkan bumi ataupun tuhan jika bumi sedang menyembuhkan diri, memperbaiki dirinya sendiri, yang kita cap dengan kejam, yang dinamakan "bencana alam".







2013/04/14

Seminar – Public Speaking for Teachers (Islamic Book Fair)


Fasilitator: Muchlis Anwar            ( www.muchlisanwar.blogspot.com )
Tempat: Islamic Book Fair 2013

Ø  Dibandingkan dengan fasilitator, guru (yang sudah) mengajar 5 tahun setiap hari, lebih banyak memiliki pengalaman melakukan public speaking di depan para murid. Kenapa masih harus datang jauh-jauh belajar public speaking ke sini?

Ø  Peserta: “Kita Hadir di sini untuk belajar, walapun sudah belajar. Belajar bagaimana cara berkomunikasi yang hebat

Ø  Ingat, ‘apa yang dibicarakan, itulah yang dilakukan’.

Ø  Bandingkan, ketika kita mengajar teman, mempresentasikan skripsi di depan dosen. Atmosfer dan emosinya berbeda ketika audiencenya bukan lagi murid. Mengapa?

(ketika fasilitator bertanya, peserta pada diam dan tidak menjawab. Padahal isinya sebagian besar guru dan juga calon guru :p)

Ø  Tanpa kita sadari, kita menilai ‘audience’. Makanya, kalau ngajar depan walikota atau presiden bisa pingsan.

Ø  Perlu diingat, “Mereka belum tentu ‘public speakingnya bagus, kebetulan saja kita berbicara di depan orang yang lebih dihormati.

Ø  Ketika berbicara di depan, suara kita harus “Loud and Clear”.

Ø
Katanya ini merupakan data valid ketika seorang fasilitator mendapatkan respond dan perhatian dari audience nya. Ternyata hanya sebuah mitos. Ada fasilitator yang hanya duduk berbicara, audience akan fokus dan mendengar.

Ø  Rasul allah adalah seorang komunikator yang handal.

Ø  Jangan terlalu sering berhenti dan mengatakan “aaa..” , “eee..” , “emmm..”.

Ø  Unsur-unsur yang diperlukan dalam public speaking:
1. Intonasi
2. Tingkat kecepatan berbicara
3. Bahasa Tubuh
4. … (menguasai materi ?)

Ø  Ada tidak orang yang marah tanpa intonasi? (ada, temen sekelas saya di UNJ :p)

Ø  Ingat, ‘Ketika kita sedang berbicara di depan, kita sedang memerankan sesuatu’.

Ø  Lakukanlah cara berbicara yang berbeda pada setiap pertemuan.

Ø  “Lakukan sesuatu yang biasa, dengan mengharapkan hasil yang berbeda adalah GILA”, kata Albert Einstein.

Ø  Contohlah teladan yang bisa kita tiru, yaitu Rasul Allah.

Ø  Expresi itu harus diubah-ubah. (jangan contoh Pr*sid*n :p)

Ø  Persiapan:
1.       Sebelum bicara, ingat “SIAPKAN EMOSI” . (contoh ka G***** marah. Scary =___=””)
2.       Ekspresi untuk intonasi.
·         3 hal penting dalam intonasi:
                                                                                        i.      Kekuatan pesan yang ingin di sampaikan.
                                                                                      ii.      Tidak membosankan
                                                                                     iii.      Bukti menguasai materi
3.       Meyakinkan dalam mengajar.
Tidak hanya sekedar intonasi. Ada saatnya kita harus berbicara cepat.

Ø  Apakah berbicara berhubungan dengan imajinasi? Dengan otak? Dengan ‘acting’? bagaimana solusinya? TERUS BELAJAR.

Ø  Cara bicara orang radio -> cari kaset pak SOEKARNO di Yogya.

Ø  Tips untuk orang yang lembut! Penekanan intonasi dengan cara yang lembut.

2013/03/20

Cara Membuat Essay (kerangka essay dan beserta contohnya)


Aduh, jadi masa-masa MABA di UNJ. Kita dikasih tugas ngebuat segala macem essay. Lupa temanya apa. Tapi yang pasti, waktu itu essay buatan saya abal-abal banget. Pas ketemu tugas essay SMA  di .:Lepi`:.  tersayang, kok kayaknya keren banget ya. SMA ngalahin calon anak kuliahan. -____- . waah, masih-siswa nih saya, bukan mahasiswa. Yuk cekidot aja tugasnya kayak apa…

-----------------------------------------------------------------------------------------

Buanglah Sampah Pada Sungainya

Dimana ada hujan, di situ banjir datang. Kata–kata itu seolah–olah telah mendarah daging diberbagai lapisan masyarakat. Ketika banjir datang, mereka seperti biasa saja dalam menghadapinya. Kalaupun ada yang menangisi rumahnya karena terendam banjir, pastilah ia baru pertama kalinya terkena banjir.

Banjir tak lebih dari saluran pembuangan yang mampet atau sungai yang meluap. Kenapa? Tak perlu ditanyakan lagi. Sudah pasti karena banyaknya sampah yang menumpuk dan menutupi aliran sungai. Ketika hujan lebat datang, sungai yang tidak mampu  lagi menampung air akan meluap karena kebanyakan menampung sampah. Ketika banjir mereda, yang tersisa tak lain adalah sampah.

Sampah? Ya, sampah. Tapi dari manakah sampah itu?  Sebagai contoh, di Jakarta. Kira – kira seperempat warga Jakarta menetap di pinggiran sungai. Biasanya tempat tinggal mereka disebut sebagai pemukiman kumuh. Limbah pembuangan mereka langsung dibuang begitu saja ke sungai. Sampah yang mereka buang kebanyakan sampah yang susah diuraikan oleh mikroorganisme, seperti sampah plastik, dan sebagainya. Sehingga dapat membuat saluran sungai tersendat dan bahkan dapat mengotori air laut.

Struktur Pidato, beserta contohnya


Assalammualaikum Wr. Wb.

Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua.

Yang saya hormati, bapak kepala SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan, Bapak Drs. A. Nana Mahmur M., M.Pd. Yang saya hormati, bapak dan ibu guru serta para staf TU SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan. Dan teman – teman sekalian yang saya cintai.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kita dapat hadir dan berkumpul disini. Tak lupa, salawat serta salam kita haturkan kepada nabi besar nabi Muhammad SAW. dan para sahabatnya.

Hadirin yang berbahagia, pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan pidato tentang manfaat teknologi. Pada era ini, sudah banyak teknologi – teknologi canggih yang diciptakan untuk mempermudah cara hidup kita dizaman ini. Dengan kecanggihannya, kita dapat mempersingkat waktu dan mempercepat penyelesaian kerja.

Namun, tetap ada yang menerima dan meresponnya secara negatif dengan berbagai alasan. Seperti dengan alasan teknologi – teknologi yang sudah ada secara tidak langsung telah menyingkirkan budaya – budaya sehari – hari yang telah ada.

2013/02/23

Diari 1 - Senin, 18 Pebruari 2012

   Pagi itu aku ada janji dengan teman-temanku pergi menuju Perpustakaan Nasional pukul setengah 8 pagi. Kami janjian untuk berkumpul terlebih dahulu di kosan tempatku menetap di Jakarta. Aku telat berangkat dari rumah karena ku pikir jam di rumahku sudah menunjukan waktu dengan tepat. Akibatnya, aku baru berangkat dari rumah pukul setengah 8 menggunakan kereta.

   Aku menaiki kereta Lansam, jurusan Rangkasbelitung - Kota, via Tanah Abang. Sebut saja kereta ekonomi yang lewat stasiun Tanah Abang. Seperti kebanyakan kereta ekonomi lainnya, pada pagi harinya kereta ini penuh sesak dengan penumpang yang memiliki tujuan yang hampir sama satu sama lain, yaitu stasiun Tanah Abang. Jangan berharap bisa duduk tenang ataupun bisa tidur pulas.

2013/02/06

Buanglah Sampah Pada Sungainya



Dimana ada hujan, di situ banjir datang. Kata – kata itu seolah – olah telah mendarah daging diberbagai lapisan masyarakat. Ketika banjir datang, mereka seperti biasa saja dalam menghadapinya. Kalaupun ada yang menangisi rumahnya karena terendam banjir, pastilah ia baru pertama kalinya terkena banjir.

Banjir tak lebih dari saluran pembuangan yang mampet atau sungai yang meluap. Kenapa? Tak perlu ditanyakan lagi. Sudah pasti karena banyaknya sampah yang menumpuk dan menutupi aliran sungai. Ketika hujan lebat datang, sungai yang tidak mampu  lagi menampung air akan meluap karena kebanyakan menampung sampah. Ketika banjir mereda, yang tersisa tak lain adalah sampah.

Sampah? Ya, sampah. Tapi dari manakah sampah itu?  Sebagai contoh, di Jakarta. Kira – kira seperempat warga Jakarta menetap di pinggiran sungai. Biasanya tempat tinggal mereka disebut sebagai pemukiman kumuh. Limbah pembuangan mereka langsung dibuang begitu saja ke sungai. Sampah yang mereka buang kebanyakan sampah yang susah diuraikan oleh mikroorganisme, seperti sampah plastik, dan sebagainya. Sehingga dapat membuat saluran sungai tersendat dan bahkan dapat mengotori air laut.

Mereka membuang sampah ke sungai seakan – akan sungai adaah tempat sampah yang yang cukup besar dan gratis tanpa bayar uang kebersihan. Apakah semua banjir di Jakarta adalah ulah mereka? Tentu saja tidak. Kita juga harus mengintrospeksi diri. Apakah kita sudah membuang sampah pada tempatnya atau masih membuang sampah sembarangan. Sampah – sampah yang berada di jalan bisa terbawa arus hujan menuju saluran pembuangan yang ujung – ujungnya akan mengotori sungai juga.

Jika kita masih berpikir sampah kita akan dibersihkan oleh petugas kebersihan, apakah kita sudah memberikan balasan yang layak untuk mereka? Seperti membayar pajak atau memberi hak mereka sebagai petugas kebersihan yang telah membersihkan sampah – sampah kita di Jakarta, atau di rumah kita ini, di Indonesia?

Masalah kebersihan sungai dan banjir dimana – mana adalah kembali dan bertanya kepada diri kita sendiri. Jangan hanya bisa mengharapkan atau menyalahkan pemerintah atau siapapun. Mulailah dari diri kita sendiri. Mulailah dari lingkungan sekitar tempat kita berpijak.

by: Izzaty Amalia
25 Januari 2011

Sang Guru Ideal


     Guru ideal adalah sosok seorang guru yang dapat diterima oleh muridnya. Tidak hanya dari segi fisiknya,  tapi dalam sifatnya dan cara pengajaran terhadap murid–muridnya. Guru ideal sangat didambakan para murid–murid. Dari taman kanak–kanak hingga dosen sekalipun.
     Namun, guru ideal itu bukanlah harus menjadi sesosok seorang guru yang sempurna. Melainkan bagaimana seorang guru dapat menerapkan prinsip–prinsip seorang guru ideal dan dapat menutupi kekurangannya dihadapan murid–muridnya sampai ke kalangan masyarakat sekalipun. Seorang guru “diwajibkan” ikhlas dan berpengetahuan dalam mengajar agar tercipta karakter murid–murid yang cerdas. Dia juga harus memantapkan hati untuk mau mengajar secara ikhlas agar dia tidak terpengaruh di dalam linkungan buruknya. 

     Jadi, apa itu guru ideal? Guru yang selalu bahagai, dapat diterima, dan senantiasa ikhlas mengajar murid–muridnya. Bagaimana menjadi sesosok guru yang ideal? Guru ideal haruslah mengetahui sebenarnya apa tujuannya menjadi seorang guru. Diapun harus tau apa kewajibannya sebagai seorang guru dikalangan masyarakat.

     Sosok seorang guru yang ideal di mata murid–murid berbeda–beda. Ada yang menganggap guru yang “galak” adalah guru yang ideal. Ada pula guru yang tidak pernah memberikan pekerjaan rumah adalah ideal, karena dianggap guru yang “pengertian”. Hal tersebut adalah biasa. Adakah guru yang benar – benar berprestasi ketika dia kuliah, namun dalam hal mengajar dia dianggap gagal oleh murid? Pasti ada.

     Tidak seharusnya kita berkeinginan menjadi seorang guru yang ideal dengan mengikuti pendahulu kita. Misalkan, kita melihat guru yang berwibawa, lalu kita mengikuti jejaknya yang berwibawa dalam mengajar. Dan  ditakutkan di mata murid–muridnya adalah seorang guru yang “sok–sok” berwibawa. Murid–murid akan berbalik meremehkan guru tersebut. Tidak dapat dibayangkan apabila kita sebagai guru “dicemoohkan” di belakang murid–murid kita sendiri.

     Sebaiknya jika seorang guru menerapkan sistem pembelajaran, harus didasarkan pada karakteristik murid–muridnya dan kemampuannya dalam mengambil simpati murid–muridnya. Seperti peduli dan adil pada murid–muridnya dan juga berbagi ilmu yang dia ketahui dalam kehidupan sehari–hari.

     Seorang guru yang peduli akan lebih disayang oleh muridnya. Guru yang adil akan terlihat bijaksana di mata murid–muridnya. Dan guru yang berbagi akan membuat murid–muridnya merasa nyaman berada di dekatnya. Murid adalah seorang anak yang dititipkan kepada kita untuk menuntut ilmu demi masa depannya kelak. Dalam hal ini, haruslah menjadi seorang guru yang memiliki ciri–ciri ideal tersebut. Jika sudah bisa mengusai salah satunya, kita telah menuju ideal.

     Dalam krisis kepercayaan ini, guru harus ikut andil dalam menciptakan karakter anak bangsa untuk masa depan bangsa dan negara kelak. Kelak merekalah yang akan menjadi pemimpin dimasanya. Guru berkewajiban mencerdaskan anak bangsa tersebut.

     Tidaklah seorang guru hanya terpaku pada pengajaran mata pelajaran yang di ajarkannya. Belajar di ruang kelas, menjelaskan dengan terpaku pada buku paket, memberi pr yang banyak, tanpa ada niat yang baik dalam mencerdaskan mereka. Hendaknya guru mengajarkan batin mereka atau “hati mereka juga. Dan jangan lupakan masalah keterampilan. Keterampilan sangat dibutuhkan dimanapun juga. Percuma saja untuk mereka yang pintar namun tidak terampil.

     Sebaik – baiknya guru adalah mereka yang dengan ikhlas mengajarkan murid – muridnya. Kita yang sedang dalam tahap menjadi guru ideal pun akan bangga, jika suatu hari nanti ada seorang murid yang menunjuk kita dan dengan tegas mengatakan “BELIAULAH SANG GURU IDEAL KU”.

by: Izzaty Amalia
8 Oktober 2011

DVD Eksternal Asus SDRW-08D2S-U Portable (Komentar)

Baru beli DVD Eksternal di Lazada (QTCmart). Harganya Rp. 305.000,00. Pesan tanggal 8 Juni jam 17:00, sampai tanggal 10 Juni jam 14:00. ...